Misteri 'The Adam and Eve Story': Buku yang Disensor CIA dan Ramalan Bencana Global
Pada tahun 1966, seorang ilmuwan bernama Chan Thomas merilis sebuah buku yang dengan cepat dikelilingi kontroversi dan misteri. Berjudul "The Adam and Eve Story", buku ini menggambarkan secara rinci teori tentang kehancuran bumi melalui pergeseran kutub yang katastrofik. Begitu kontroversialnya isi buku ini, bahwa CIA segera menyitanya dan mengklasifikasikannya sebagai dokumen rahasia selama puluhan tahun. Apa sebenarnya yang terkandung dalam buku tersebut? Mengapa pihak intelijen Amerika merasa perlu untuk menyembunyikannya dari publik? Dan apakah ramalan kehancuran yang digambarkan Thomas memiliki dasar ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan?
Siapa Sebenarnya Chan Thomas?
Latar Belakang dan Identitas Sebenarnya
Chan Thomas ternyata adalah nama pena dari Dr. Chun C. Power Thomas, seorang insinyur Amerika yang bekerja pada proyek-proyek sensitif di bidang penerbangan. Pada tahun 1967, Thomas bergabung dengan tim peneliti kecil yang dibentuk oleh perusahaan pesawat McDonald Douglas untuk menyelidiki fenomena UFO. Tim yang terdiri dari empat ilmuwan ini ditugaskan untuk mempelajari teknologi di balik objek-objek terbang misterius tersebut.
Robert A. Wood, direktur tim penelitian, kemudian mendeskripsikan Thomas sebagai pemikir inovatif dan "out of the box" dalam laporannya ke Mutual UFO Network. Selain menulis "The Adam and Eve Story", Thomas juga menulis beberapa buku lain tentang bencana alam, UFO, dan fenomena ekstrasensori.
Karya dan Teori Kontroversial
Thomas bukan ilmuwan pertama yang mengusulkan teori pergeseran kutub. Hampir satu dekade sebelum "The Adam and Eve Story" terbit, Charles Hapgood telah memperkenalkan teori serupa dalam bukunya "The Earth's Shifting Crust" (1958). Hapgood berteori bahwa kerak bumi dapat berputar dengan cepat, mengubah susunan benua dan posisi kutub.
Yang menarik, Albert Einstein sendiri mendukung teori Hapgood ini, bahkan menulis kata pengantar untuk dua buku lainnya. Sekarang kita tahu bahwa pergerakan benua memang terjadi melalui tektonik lempeng, meskipun dalam skala waktu yang jauh lebih lambat dari yang diusulkan oleh Thomas dan Hapgood.
Isi Buku "The Adam and Eve Story"
Bagian Pertama: The New Cataclysm
Dalam bagian pembuka bukunya, Chan Thomas menggambarkan dengan detail mengerikan bagaimana proses kehancuran bumi akan terjadi. Dimulai dengan gemuruh yang tidak terdengar manusia, dilanjutkan dengan petir yang menggelegar tanpa henti dan gempa bumi dahsyat yang belum pernah dialami umat manusia sebelumnya.
Thomas mendeskripsikan bagaimana daratan akan berguncang, gunung-gunung bergetar, dan tsunami setinggi dua mil akan menerjang daratan. Badai dengan kecepatan ribuan mil per jam akan menyapu permukaan bumi, menyeret manusia, hewan, dan bangunan. Cairan panas dari perut bumi akan meluap ke permukaan, memanggang apa pun yang masih tersisa.
Perubahan yang paling dramatis, menurut Thomas, adalah terjadinya pergeseran kutub 180 derajat. Kutub akan bergerak ke khatulistiwa, dan sebaliknya. Daerah yang sebelumnya tropis akan tertutup es, sementara daerah kutub seperti Greenland dan Antartika akan berubah menjadi wilayah bervegetasi tropis.
Bagian Kedua: The Great Floods
Dalam bagian ini, Thomas mengeksplorasi cerita-cerita banjir besar yang ada dalam berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Ia tidak hanya mengacu pada kisah Nabi Nuh dalam kitab suci agama-agama Samawi, tetapi juga meneliti mitos-mitos serupa dari suku Maya (Hurachan), Sumeria (Gilgamesh), serta cerita banjir dari Eropa, Asia Pasifik, dan suku asli Amerika.
Yang menarik, Thomas menyimpulkan bahwa banjir besar terakhir terjadi bukan 11.500 tahun lalu seperti yang umum dipercayai, melainkan 6.500 tahun lalu. Pernyataan ini kontroversial pada masanya, namun beberapa tahun kemudian, arkeolog menemukan bukti banjir besar di wilayah Mediterania dan Laut Hitam yang diperkirakan terjadi antara 6.500 hingga 7.000 tahun lalu, sesuai dengan prediksi Thomas.
Teori Siklus Kehancuran
Aspek paling kontroversial dari buku Thomas adalah pandangannya bahwa bencana pergeseran kutub bukanlah akhir dari kehidupan di bumi, melainkan bagian dari siklus kehancuran yang terjadi secara rutin dalam sejarah manusia. Thomas percaya bahwa setelah kehancuran, akan ada manusia yang selamat dan memulai peradaban baru, yang ia sebut sebagai "A New Stone Age" atau Zaman Batu Baru.
Menurut Thomas, peradaban kita saat ini adalah hasil dari kehancuran peradaban sebelumnya, dan umat manusia telah mengalami lima kali kehancuran peradaban. Jika terjadi lagi di masa depan, itu akan menjadi kataklisme keenam.
Thomas juga memperkirakan bahwa banjir besar terjadi dalam interval sekitar 7.000 tahun sekali:
- Younger Dryas: 11.500 tahun lalu
- Banjir yang menenggelamkan jembatan darat Teluk Bering: 18.500 tahun lalu
- Banjir yang mengakhiri periode Glacial Lake Wisconsin: 29.000 tahun lalu
- Banjir global: 43.800 tahun lalu
Kontroversi dan Penyensoran CIA
Mengapa Buku Ini Disensor?
Salah satu aspek paling menarik dari kisah "The Adam and Eve Story" adalah penyitaan dan penyensoran buku ini oleh CIA. Pada tahun 1966, tak lama setelah buku diterbitkan, CIA menyita bukunya dan mengklasifikasikannya sebagai dokumen rahasia selama hampir 50 tahun. Baru pada tahun 2013, CIA mendeklasifikasi buku tersebut dan menerbitkannya ke publik melalui website resmi mereka.
Banyak teori bermunculan mengenai alasan di balik penyensoran ini. Beberapa berpendapat bahwa pemerintah AS khawatir buku ini akan menimbulkan kepanikan massal, sementara yang lain mengatakan bahwa Thomas mungkin secara tidak sengaja mengungkapkan informasi rahasia mengenai proyek-proyek pemerintah.
Kontroversi 57 Halaman vs 284 Halaman
Salah satu kontroversi yang terus berkembang hingga saat ini adalah mengenai jumlah halaman buku asli. Versi yang dirilis CIA hanya berjumlah 57 halaman, padahal banyak yang mengklaim buku aslinya memiliki 284 halaman. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa CIA masih menyensor sebagian besar isi buku.
Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa buku asli "The Adam and Eve Story" memang hanya memiliki 57 halaman. Dalam video dokumenter "The Why Files", ditunjukkan bahwa dalam buku asli, ada beberapa halaman yang memang kosong, seperti halaman 8, 18, dan 20. Klaim tentang 284 halaman kemungkinan berasal dari edisi revisi yang diterbitkan Thomas pada tahun 1971 dan 1993, yang mencakup materi tambahan tentang ESP, UFO, dan malaikat.
Bukti Ilmiah dan Relevansi Modern
Pergerakan Tektonik dan Pergeseran Benua
Meskipun teori pergeseran kutub secara mendadak yang digambarkan Thomas masih diperdebatkan, kita tahu sekarang bahwa benua memang bergerak. Teori tektonik lempeng telah membuktikan bahwa benua-benua perlahan bergerak, menjauh, dan bertabrakan selama miliaran tahun.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi beberapa superbenua yang pernah ada sepanjang sejarah bumi:
- Pangea (300-200 juta tahun lalu)
- Gondwana (400 juta tahun lalu)
- Pannotia
- Rodinia
- Columbia
- Atlantica
- Kenorland
- Ur
- Vaalbara
Pergerakan benua ini memang terjadi, tetapi dalam skala waktu geologi yang sangat panjang, bukan dalam hitungan jam atau hari seperti yang digambarkan Thomas.
Bukti Arkeologi Peradaban Kuno
Graham Hancock, jurnalis dan arkeolog independen, dalam serial Netflix "Ancient Apocalypse" meneliti kemungkinan adanya peradaban maju yang telah eksis sebelum zaman es. Ia mengunjungi tempat-tempat seperti Gunung Padang di Indonesia dan Cholula di Meksiko, di mana terdapat struktur yang mungkin jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
Hancock juga mengamati pola erosi pada Sphinx di Mesir yang tampaknya disebabkan oleh aliran air dalam jumlah besar, mengimplikasikan bahwa Sphinx mungkin dibuat sebelum banjir besar terakhir sekitar 6.500 tahun lalu, jauh sebelum peradaban Mesir yang kita kenal.
Benua yang Hilang: Atlantis dan Mu
Teori Thomas juga sejalan dengan mitos tentang benua yang hilang seperti Atlantis dan Mu. Atlantis, yang pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Yunani Plato, digambarkan sebagai peradaban utopia canggih yang tenggelam dalam sebuah bencana.
Di barat laut Afrika, terdapat susunan struktur yang dikenal sebagai "The Richat Structure" atau "The Eye of the Sahara", yang memiliki ukuran dan bentuk yang serupa dengan deskripsi Plato tentang Atlantis. Di sekitar struktur tersebut terdapat landscape setinggi 50 kaki dengan pola gelombang berulang yang mungkin merupakan jejak banjir besar.
Sementara itu, "The Land of Mu" diyakini terletak di antara benua Amerika, Australia, dan Asia. Teori ini diperkenalkan oleh arkeolog Augustus Le Plongeon dan James Churchward, yang menerjemahkan manuskrip kuno dari Buddha, Maya, dan India. Mereka menggambarkan benua luas di Laut Pasifik yang mencapai Hawaii di utara, Pulau Paskah di selatan, dan hampir mencapai Kepulauan Jepang di barat.
Monumen Yonaguni di lepas pantai Jepang dan Patung Moai di Pulau Paskah sering dikaitkan dengan teori-teori ini. Banyak yang berspekulasi bahwa patung-patung di Pulau Paskah, yang sebagian tubuhnya terkubur di tanah, mungkin adalah bukti dari bencana masa lalu yang menyebabkan perubahan drastis pada topografi pulau tersebut.
Popularitas dan Kebangkitan The Adam and Eve Story
Viral di Era Digital
Meskipun buku "The Adam and Eve Story" ditulis lebih dari 50 tahun lalu, popularitasnya kembali meningkat di era digital. Pada Januari 2024, teori ini kembali viral ketika podcaster terkenal Joe Rogan dan Jimmy Corsetti, seorang ahli teori konspirasi, membahasnya dalam podcast mereka.
Sejak itu, minat terhadap buku ini dan teori-teori yang terkait dengannya meningkat secara signifikan. Orang-orang mulai mempertanyakan kredibilitas ilmiah di balik teori Thomas dan relevansinya dengan fenomena perubahan iklim yang kita alami saat ini.
Prediksi Tahun 2000 yang Tidak Terjadi
Chan Thomas memperbarui prediksinya pada tahun 1993, menyatakan bahwa pergeseran kutub akan terjadi dalam tujuh tahun, sekitar tahun 2000. Namun, 24 tahun telah berlalu sejak tahun tersebut, dan peradaban manusia masih bertahan.
Thomas sendiri meninggal pada tahun 1998, dua tahun sebelum tahun yang ia prediksi akan terjadi kataklisme. Ia meninggalkan warisan berupa beberapa buku tentang bencana alam, ESG, dan UFO, serta kontribusinya dalam penelitian fenomena penerbangan yang tidak dapat dijelaskan.
Kesimpulan: Antara Teori Konspirasi dan Kebenaran Ilmiah
Buku "The Adam and Eve Story" karya Chan Thomas tetap menjadi salah satu literatur paling kontroversial tentang teori pergeseran kutub dan kehancuran peradaban. Meskipun beberapa aspek dari teorinya, seperti pergerakan benua dan bukti arkeologis tentang banjir besar kuno, memiliki dasar ilmiah, skala waktu dan mekanisme yang ia gambarkan masih jauh dari konsensus ilmiah modern.
Penyensoran buku ini oleh CIA selama hampir 50 tahun menambah lapisan misteri yang memperkuat daya tariknya dalam kultur populer dan komunitas teori konspirasi. Namun, penjelasan yang lebih sederhana mungkin adalah bahwa buku tersebut diklasifikasikan karena keterlibatan Thomas dalam proyek-proyek sensitif pemerintah, bukan karena akurasi prediksinya tentang kehancuran bumi.
Apa pun kebenarannya, "The Adam and Eve Story" tetap menjadi pengingat tentang kerentanan peradaban manusia terhadap perubahan lingkungan yang drastis dan menginspirasi kita untuk lebih memahami planet yang kita huni ini. Dalam era perubahan iklim dan kesadaran lingkungan yang meningkat, wawasan tentang dinamika bumi dan potensi bencana masih sangat relevan, bahkan jika tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran kataklismik Thomas.
FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah benar CIA menyensor buku "The Adam and Eve Story"?
Ya, CIA memang menyita dan mengklasifikasikan buku tersebut pada tahun 1966, tak lama setelah diterbitkan. Buku tersebut baru dideklasifikasi dan dirilis ke publik pada tahun 2013, hampir 50 tahun kemudian.
2. Berapa halaman sebenarnya buku "The Adam and Eve Story"?
Meskipun banyak klaim bahwa buku aslinya memiliki 284 halaman, penelitian menunjukkan bahwa buku asli "The Adam and Eve Story" memang hanya memiliki 57 halaman. Versi yang lebih panjang kemungkinan adalah edisi revisi yang diterbitkan Thomas pada tahun 1971 dan 1993.
3. Apakah teori pergeseran kutub Chan Thomas memiliki dasar ilmiah?
Beberapa aspek dari teori Thomas, seperti pergerakan benua dan bukti banjir besar kuno, memiliki dasar ilmiah. Namun, skala waktu dan mekanisme pergeseran kutub yang ia gambarkan (terjadi dalam waktu kurang dari sehari) berbeda jauh dari konsensus ilmiah modern tentang pergerakan tektonik lempeng yang berlangsung selama jutaan tahun.
4. Siapa sebenarnya Chan Thomas?
Chan Thomas adalah nama pena dari Dr. Chun C. Power Thomas, seorang insinyur Amerika yang bekerja pada proyek-proyek penerbangan. Ia juga pernah bergabung dengan tim peneliti McDonald Douglas untuk menyelidiki fenomena UFO pada tahun 1967.
5. Mengapa CIA merahasiakan buku ini selama puluhan tahun?
Tidak ada penjelasan resmi mengapa CIA mengklasifikasikan buku ini sebagai rahasia. Beberapa teori menyebutkan kekhawatiran akan kepanikan massal, sementara yang lain berspekulasi bahwa Thomas mungkin secara tidak sengaja mengungkapkan informasi sensitif terkait proyek-proyek pemerintah. Banyak juga yang percaya penyensoran ini terkait dengan keterlibatan Thomas dalam penelitian UFO dan fenomena paranormal.