Fisika Kuantum dan Doctor Strange: Pertemuan Sains, Filsafat, dan Realitas Multidimensi
Doctor Strange mungkin terlihat hanya sebagai film superhero dengan kekuatan sihir yang fantastis. Namun, di balik kisah penyihir Marvel ini tersembunyi makna filosofis yang mendalam, terinspirasi langsung dari fenomena fisika kuantum yang masih membingungkan para ilmuwan hingga saat ini. Film yang disutradarai oleh Scott Derrickson dengan bantuan astrofisikawan Adam Frank ini berhasil menggabungkan unsur sains, filsafat, dan spiritualitas dalam satu narasi menarik. Artikel ini akan mengupas kaitan antara Doctor Strange dengan teori kuantum dan bagaimana keduanya mengajak kita mempertanyakan realitas yang selama ini kita anggap pasti.
Transformasi Doctor Strange: Metafora Pergeseran Paradigma Sains
Dari Materialis Menjadi Filsuf
Perjalanan Doctor Stephen Strange dari seorang dokter bedah yang sombong menjadi penyihir sesungguhnya adalah metafora yang sangat kuat. Ini menggambarkan pergeseran paradigma yang dialami banyak ilmuwan di awal abad ke-20 ketika mereka berhadapan dengan teori kuantum. Seperti Doctor Strange yang harus menerima realitas di luar pemahaman medisnya, para ilmuwan pun terpaksa mengakui bahwa dunia ini tidak sekadar materi seperti yang mereka yakini sebelumnya.
Thomas Kuhn, seorang fisikawan sekaligus filosof, menyebut fenomena ini sebagai "pergeseran paradigma" - dimana teori kuantum secara radikal mengubah cara pandang para saintis terhadap hakikat realitas. Doctor Strange menggambarkan pergeseran ini dengan sangat jelas saat The Ancient One membuka mata batinnya:
"You think you know how the world works? You think that this material universe is all there is? What is real? What mysteries lie beyond the reach of your senses?"
Kecelakaan dan Transformasi
Kecelakaan yang membuat jari Doctor Strange lumpuh menjadi simbol "kelumpuhan" logika materialistik saat berhadapan dengan fenomena kuantum yang tidak bisa dijelaskan. Pertemuannya dengan The Ancient One dan penolakan awalnya terhadap penjelasan "sihir" menggambarkan penolakan para ilmuwan terhadap interpretasi non-materialistik dari teori kuantum.
Measurement Problem: Enigma Dalam Fisika Kuantum
Dualisme Gelombang-Partikel
Salah satu konsep filosofis paling kuat dalam Doctor Strange berkaitan dengan "measurement problem" dalam fisika kuantum. Percobaan celah ganda (double-slit experiment) menunjukkan bahwa partikel subatomik seperti elektron dan foton menunjukkan perilaku aneh - mereka berperilaku sebagai partikel dan gelombang sekaligus.
Ketika partikel ditembakkan satu per satu ke dua celah, mereka membentuk pola interferensi seperti gelombang, bukan dua garis seperti yang diharapkan dari partikel materi biasa. Ini menunjukkan bahwa satu partikel seolah-olah berada di banyak tempat sekaligus, sesuatu yang melanggar hukum materi klasik.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Fenomena ini mengarah pada Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, yang menyatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui secara pasti posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Yang bisa kita lakukan hanyalah menghitung probabilitasnya. Ini artinya, di level kuantum, alam semesta tidak deterministik seperti yang dibayangkan oleh fisika klasik.
Realitas yang Subjektif
Yang lebih mengejutkan, ketika partikel-partikel ini diobservasi atau diukur, mereka seketika "memutuskan" untuk berperilaku sebagai partikel dan muncul di lokasi tertentu. Ini seolah-olah mengimplikasikan bahwa realitas materi hanya "nyata" ketika kita mengamatinya - sebuah konsep yang sangat mengganggu bagi ilmuwan materialis.
Seperti ditunjukkan dalam Doctor Strange, realitas mungkin lebih kompleks dari yang kita pahami. Sebagaimana dikatakan The Ancient One:
"This universe is only one of an infinite number. Worlds without end. Some benevolent and life-giving. Others filled with malice and hunger."
Perdebatan Einstein-Bohr dan Refleksinya dalam Doctor Strange
Tuhan Tidak Bermain Dadu
Measurement problem ini memicu perdebatan terkenal antara Albert Einstein dan Niels Bohr. Einstein, yang tidak menerima probabilitas sebagai penjelasan akhir, mengatakan "Tuhan tidak bermain dadu dengan alam semesta." Ia yakin ada variabel tersembunyi yang belum ditemukan yang akan menjelaskan fenomena ini secara deterministik.
Penolakan Einstein mirip dengan penolakan awal Doctor Strange terhadap ajaran The Ancient One. Keduanya merasa ada yang "hilang" dari penjelasan yang diberikan, namun tidak bisa menunjukkan apa tepatnya yang hilang itu.
Sekat Antara Dunia Materi dan Kuantum
Sementara itu, Bohr berpendapat bahwa teori kuantum sudah final, dan kita harus berhenti mempertanyakan "realitas" di luar yang bisa kita observasi. Ada sekat antara dunia materi dan dunia kuantum, dengan sesuatu yang misterius di baliknya yang mengontrol partikel-partikel di luar kendali manusia.
Pandangan ini terefleksi dalam ucapan The Ancient One: "The language of the mystic arts is as old as civilization. The sorcerers of antiquity called the use of this language 'spells'. But if that word offends your modern sensibilities, you can call it a program. The source code that shapes reality."
Multiverse: Interpretasi Many Worlds
Realitas Paralel
Salah satu interpretasi paling menarik dari fisika kuantum adalah "Many Worlds Interpretation" atau yang kita kenal sebagai multiverse. Interpretasi ini mengusulkan bahwa setiap kemungkinan kuantum terjadi di universe paralel yang berbeda.
Doctor Strange dengan jelas mengeksplorasi konsep ini. The Ancient One membuka mata Strange ke dimensi-dimensi lain, membiarkannya menyaksikan realitas-realitas paralel yang ada bersamaan dengan realitas kita:
"This universe is only one of an infinite number. Worlds without end."
Spiritualitas dan Fisika Modern
Buku yang menjadi referensi artikel ini, "The Tao of Physics", mengeksplorasi kesamaan antara fisika modern dengan ajaran spiritual Timur. Dalam banyak hal, penemuan kuantum telah membawa sains lebih dekat dengan konsep-konsep yang telah lama ada dalam tradisi spiritual seperti Buddhisme dan Taoisme.
Doctor Strange juga menggambarkan perjalanan spiritual ini, dengan setting di Kamar-Taj yang terinspirasi dari kuil-kuil di Nepal dan Tibet, serta ajaran The Ancient One yang memiliki kemiripan dengan filosofi Timur.
Kesimpulan
Doctor Strange bukan sekadar film superhero tentang sihir, melainkan sebuah eksplorasi filosofis yang dalam tentang hakikat realitas. Film ini, seperti fisika kuantum, mengajak kita untuk mempertanyakan asumsi-asumsi kita tentang dunia materi dan membuka pikiran kita terhadap kemungkinan adanya realitas yang lebih luas di luar jangkauan indra kita.
Pergeseran paradigma yang dialami Doctor Strange menggambarkan dilema yang dihadapi banyak ilmuwan saat berhadapan dengan teori kuantum: apakah bertahan pada pandangan materialistik yang sudah mapan, atau berani melangkah ke wilayah yang lebih filosofis dan mungkin spiritual?
Sebagaimana dikatakan The Ancient One: "Not everything makes sense. Not everything has to." Terkadang, untuk memahami misteri terdalam alam semesta, kita perlu melepaskan kebutuhan kita akan penjelasan yang sepenuhnya rasional.
Sumber Referensi
- "Doctor Strange and Philosophy: The Other Book of Forbidden Knowledge" - ditulis oleh para ahli filsafat, fisika, kedokteran, dan teknologi
- "The Tao of Physics" - karya yang mengeksplorasi kesamaan antara fisika modern dan filosofi spiritual Timur
- Materi film Doctor Strange yang disutradarai oleh Scott Derrickson dengan konsultasi astrofisikawan Adam Frank
Tertarik dengan artikel ini? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah! Jika Anda menyukai eksplorasi tentang pertemuan antara sains, filsafat, dan fiksi, jangan lupa untuk membaca artikel kami lainnya tentang topik-topik serupa.