Anunnaki: Menelusuri Jejak Peradaban Kuno Menurut Tafsiran Sitchin
Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang asal usul peradaban manusia? Bagaimana jika sejarah yang kita ketahui selama ini tidak sepenuhnya benar? Salah satu teori kontroversial tentang asal usul manusia datang dari peradaban Sumeria kuno, yang menyebutkan keberadaan makhluk bernama Anunnaki – "Yang dari surga datang ke bumi." Teori ini dipopulerkan oleh Zecharia Sitchin melalui tafsiran tablet-tablet batu Sumeria yang ditemukan di Irak.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri jejak Anunnaki berdasarkan tafsiran Sitchin dan membedah klaim-klaim kontroversial tentang keterlibatan makhluk luar angkasa dalam penciptaan manusia. Mari kita eksplorasi peradaban kuno yang mungkin memiliki koneksi dengan makhluk dari planet lain.
Mengenal Peradaban Sumeria
Siapakah Bangsa Sumeria?
Bangsa Sumeria adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang mendiami wilayah Mesopotamia (sekarang Irak) sekitar tahun 4500 hingga 1750 SM. Nama "Sumeria" berarti "tanah orang-orang berkepala hitam." Wilayah Mesopotamia sendiri berarti "tanah di antara dua sungai," karena letaknya di antara Sungai Tigris dan Eufrat.
Bangsa Sumeria dikenal sebagai peradaban yang sangat maju untuk zamannya. Mereka mengembangkan sistem tulisan kompleks yang dikenal sebagai tulisan Kune, yang digunakan untuk menyimpan catatan, puisi, dan sejarah. Selain itu, mereka juga unggul dalam bidang pertanian, arsitektur, matematika, dan astronomi.
Penemuan Tablet Batu Sumeria
Peninggalan arkeologi bangsa Sumeria ditemukan di Khorsabad, Irak, melalui proyek penggalian yang menurut beberapa sumber terjadi pada Oktober 1849 atau Maret 1843. Dari penggalian ini ditemukan 14 tablet batu bertuliskan cerita tentang peradaban tertua di dunia, penciptaan manusia, dan keberadaan sekelompok makhluk kuat yang disebut sebagai "dewa" atau "orang langit" yang memiliki mata bersinar dan memancarkan aura dari dunia lain.
Bangsa Sumeria meyakini bahwa makhluk-makhluk ini terhubung dengan bintang di langit dan menyebut mereka dengan nama Anunnaki, yang berarti "yang dari surga datang ke bumi." Penggunaan istilah Anunnaki paling awal diketahui berasal dari prasasti masa pemerintahan Gudea (sekitar 2144-2124 SM).
Teori Zecharia Sitchin tentang Anunnaki
Siapakah Zecharia Sitchin?
Zecharia Sitchin adalah seorang antropolog amatir yang menghabiskan 30 tahun hidupnya mempelajari tablet-tablet Sumeria. Pada tahun 1976, ia menerbitkan buku berjudul "The 12th Planet" (Planet ke-12), di mana dia mengemukakan teori kontroversialnya tentang Anunnaki.
Planet Nibiru dalam Tafsiran Sitchin
Menurut tafsiran Sitchin, tablet-tablet Sumeria menjelaskan bahwa Anunnaki berasal dari planet bernama Nibiru yang berada di ujung tata surya dan mendekati orbit bumi setiap 3.600 tahun sekali. Nibiru digambarkan sebagai planet yang berkali-kali lipat lebih besar dari bumi dengan kandungan oksida besi yang sangat berlimpah, sehingga sungai dan danaunya terlihat berwarna merah.
Kandungan oksida besi yang berlebihan ini membuat atmosfer Nibiru rusak dan menjadikannya tempat yang tidak bersahabat untuk kehidupan. Akibatnya, Anunnaki kehilangan banyak sumber daya dan mulai kekurangan makanan. Meskipun teknologi mereka yang merupakan perpaduan antara alkimia dan sihir sangat canggih, mereka membutuhkan emas untuk memperbaiki lapisan ozon planet mereka dan bertahan dari radiasi kosmik.
Kedatangan Anunnaki ke Bumi
Sitchin menafsirkan bahwa karena kelangkaan emas di Nibiru, Anunnaki menjelajah alam semesta dengan pesawat luar angkasa mereka untuk mencari planet yang mengandung emas. Mereka menemukan bumi yang kaya akan emas, lalu mendarat di era purbakala ketika bumi masih dihuni oleh berbagai hewan purba seperti mamot, reptil purba, dan kera.
Anunnaki kemudian memilih wilayah Mesopotamia dekat Teluk Persia sebagai tempat tinggal sementara dan membangun kota indah bernama Eridu atau "Stasiun Bumi Satu". Mereka juga menciptakan taman indah yang dipenuhi buah, pohon, dan hewan yang dikenal sebagai "Taman Eden".
Asal Usul Manusia Menurut Tafsiran Tablet Sumeria
Penciptaan Manusia sebagai Budak
Menurut tafsiran Sitchin dari artefak Atrahasis, tablet Sumeria menceritakan bahwa Anunnaki awalnya membawa ras alien lain bernama Igigi sebagai budak untuk menambang emas di bumi. Setelah beberapa ribu tahun kerja paksa yang berat, Igigi memberontak namun kalah dan dimusnahkan.
Kehilangan tenaga kerja, Anunnaki memutuskan untuk menciptakan budak baru melalui rekayasa genetik – makhluk yang cukup cerdas untuk bekerja secara kompleks tapi tidak cukup kuat untuk melawan. Setelah beberapa percobaan, mereka berhasil menggabungkan DNA mereka dengan DNA Homo Erectus (manusia purba), menciptakan Homo Sapiens.
AdaMu dan Awal Mula Manusia
Tablet Sumeria menyebutkan bahwa manusia pertama ciptaan Anunnaki bernama AdaMu, yang dalam bahasa Ibrani disebut Adam. Beberapa manusia lain kemudian diciptakan, termasuk salah satunya yang konon berasal dari tulang rusuk AdaMu, yang mungkin merujuk pada Hawa.
Anunnaki kemudian mengajarkan manusia kemampuan dasar seperti berbicara, bersosialisasi, berkebun, menulis, membangun rumah dari tanah liat dan batu, serta menjalankan teknologi agar dapat melayani mereka. Manusia awalnya steril, tapi kemudian direkayasa agar bisa bereproduksi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di pertambangan.
Pengusiran dari Eden dan Kisah Air Bah
Awalnya, Anunnaki mengizinkan manusia tinggal di Eridu dan mengunjungi Taman Eden dengan syarat tidak terlalu banyak bereproduksi. Namun, manusia tidak mematuhi perintah ini, dan populasi mereka tumbuh berlebihan, sehingga banyak manusia diusir dari Eridu dan Eden. Peristiwa ini yang kemudian dianggap sebagai dasar kisah pengusiran Adam dan Hawa dari surga.
Tablet Sumeria juga menceritakan tentang bencana air bah besar yang terjadi ketika planet Nibiru kembali mendekati orbit bumi. Bencana ini dimulai dengan bintik-bintik hitam di permukaan matahari, melemahnya medan magnet bumi, peningkatan suhu yang mencairkan lapisan es di kutub, dan akhirnya tsunami besar yang menenggelamkan banyak wilayah termasuk kota Eridu.
Dewa-Dewa Anunnaki dalam Mitologi Sumeria
Tujuh Dewa Utama Anunnaki
Menurut artefak peninggalan bangsa Sumeria, terdapat tujuh dewa utama Anunnaki:
- Anu: Dewa tertua dan terkuat, personifikasi surga dengan kebijaksanaan tidak terbatas. Hampir semua kota di Sumeria memiliki tempat pemujaannya.
- Ki: Istri Anu, mewakili bumi. Persatuan Anu dan Ki menghasilkan Anunnaki, yang berarti "anak langit dan bumi".
- Enlil: Anak pertama Anunnaki, penguasa udara, angin, dan badai. Bertanggung jawab menjaga jarak aman antara surga dan bumi. Dianggap sangat suci hingga dewa-dewa lain tidak bisa memandangnya. Memiliki tablet takdir yang berisi nasib para dewa dan manusia.
- Enki: Adik Enlil, dewa lautan dan sungai. Pelindung kota Eridu dan yang diperintahkan oleh Anu untuk merekayasa genetik manusia.
- Nana: Dewa bulan, kebijaksanaan, dan rasa keingintahuan. Bertanggung jawab mengajarkan pengetahuan ilmiah dan astronomi kepada manusia.
- Utu: Personifikasi matahari, pembela keadilan, kebenaran, dan moralitas. Memiliki kereta suci yang bisa digunakan untuk ke surga.
- Inana: Saudara kembar Utu, dewi kesuburan, perang, dan kekuatan politik. Juga disebut sebagai "Ratu Surgawi". Sangat terkenal hingga diadaptasi oleh masyarakat Akadia, Babilonia, dan Asiria dengan nama Ishtar.
Peninggalan Anunnaki dan Warisan Bagi Manusia
Piramida dan Bangunan Kuno
Menurut interpretasi Sitchin, piramida dan bangunan kuno di seluruh dunia yang dianggap mustahil dibangun tanpa teknologi maju sebenarnya dibangun oleh Anunnaki sebagai panduan untuk kembali ke bumi. Bangunan-bangunan ini didesain sesuai dengan posisi bintang untuk memudahkan navigasi antariksa mereka.
Pengetahuan dan Sistem Pemerintahan
Sebelum kembali ke Nibiru, Enki yang simpati kepada manusia mengajarkan pengetahuan luas tentang arsitektur, matematika, musik, tulis-menulis, astronomi, politik, dan pemerintahan. Manusia juga diajarkan untuk membangun sistem pemerintahan monarki, di mana pemimpin harus mempertahankan garis keturunan mereka – yang sebenarnya adalah manusia hasil perkawinan silang dengan ras Anunnaki atau yang telah dimanipulasi genetiknya.
Raja-raja sepeninggal Anunnaki dianggap sebagai utusan mereka dan memerintah sesuai prinsip-prinsip kuno yang diajarkan. Ini mungkin menjelaskan mengapa para bangsawan dulu enggan menikah jika tidak dengan sesama bangsawan.
Kontroversi dan Kritik terhadap Teori Sitchin
Pandangan Ilmiah tentang Teori Anunnaki
Meskipun teori Sitchin menarik, banyak ahli arkeologi dan antropologi yang menganggapnya sebagai pseudosains. Mereka berpendapat bahwa Sitchin salah menafsirkan tablet-tablet Sumeria dan hanya memilih bagian-bagian yang mendukung teorinya.
Bukti Ilmiah tentang Planet Nibiru
Dari sudut pandang sains dan astronomi, NASA pada tahun 2017 memang menerbitkan artikel berjudul "The Super Earth That Came Home for Dinner" yang menunjukkan kemungkinan adanya planet dengan massa 10 kali lipat dari bumi dan 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Planet ini, yang disebut "Planet 9", kemungkinan berada di tepi luar tata surya.
Namun, para ilmuwan belum menemukan bukti konklusif tentang keberadaan planet Nibiru sebagaimana digambarkan dalam interpretasi Sitchin. Teori tentang planet yang mendekati bumi setiap 3.600 tahun juga ditolak oleh mayoritas astronom.
Film "Wan Anunnaki" dan Popularitas Teori
Pada tahun 2005, dunia perfilman sempat heboh dengan berita tentang film berjudul "Wan Anunnaki" karya sutradara John Grass. Film ini terinspirasi dari buku "The Anunnaki Chronicles" karya Zecharia Sitchin dan konon dicekal karena bisa melunturkan keimanan manusia tentang asal-usul penciptaannya.
Faktanya, film ini tidak pernah dicekal. Alasan sebenarnya mengapa "Wan Anunnaki" tidak tayang adalah karena budget yang tidak mencukupi dan produksi tidak bisa dilanjutkan. Film ini kini bisa diakses dengan mudah di internet, dan naskahnya bahkan dijual di Amazon oleh John Grass.
Kesimpulan
Teori tentang Anunnaki berdasarkan tafsiran Zecharia Sitchin dari tablet-tablet Sumeria menawarkan perspektif alternatif dan kontroversial tentang asal-usul manusia dan peradaban. Meskipun banyak ahli menolaknya sebagai pseudosains, kisah Anunnaki tetap menarik perhatian dan memicu pertanyaan tentang sejarah kita yang mungkin belum sepenuhnya terungkap.
Apakah Anunnaki benar-benar ada? Apakah mereka menciptakan manusia melalui rekayasa genetik? Apakah mereka akan kembali suatu hari nanti? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak akan pernah terjawab dengan pasti, tapi mereka tetap mengundang kita untuk memikirkan kembali pemahaman kita tentang sejarah manusia dan kemungkinan bahwa kita tidak sendirian di alam semesta ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang teori Anunnaki? Apakah Anda percaya bahwa makhluk dari planet lain mungkin telah mempengaruhi evolusi manusia? Atau apakah Anda melihat ini sebagai interpretasi yang keliru dari mitologi kuno? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah dan mari kita diskusikan bersama!
Jika Anda menyukai artikel ini, jangan lupa untuk membagikannya ke media sosial dan berlangganan newsletter kami untuk mendapatkan konten menarik lainnya tentang sejarah kuno, mitologi, dan fenomena misterius!